Anda mungkin sering menjumpai
bahkan mengalami langsung nyeri pada pinggang secara tiba-tiba. Banyak hal bisa
mengakibatkannya. Salah satu di antaranya adalah Hernia Nucleus Pulposus (HNP).
HNP atau bahasa awamnya urat/saraf terjepit adalah luruhnya nukleus pulposus
sehingga menonjol melalui anulus fibrosus ke dalam kanalis spinalis dan
mengakibatkan penekanan radiks saraf. Pria dan wanita memiliki risiko yang sama
dalam mengalami HNP, paling sering antara usia 30 dan 50 tahun. HNP juga merupakan
penyebab paling umum kecacatan akibat kerja pada mereka yang berusia di bawah
45 tahun.
MENGAPA BISA TERKENA HNP?
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya HNP, diantaranya; karena trauma
(jatuh, terbentur, gerakan yang tiba-tiba cepat, dll), sering mengangkat beban
atau mengangkat tekanan yang berlebihan, merokok, batuk yang lama dan terus
menerus, tekanan pada tulang belakang, sering menyetir dalam waktu yang lama,
berat badan berlebihan, gaya hidup yang bermalas-malasan, sikap duduk yang
salah dalam waktu yang lama dan beberapa kasus karena kelainan bentuk tulang
belakang.
Faktor lainnya adalah perubahan degeneratif
yang mengurangi kekuatan dan stabilitas tulang belakang sehingga menyebabkan
tulang belakang rentan terhadap cedera. Perubahan degeneratif antara lain
pertambahan usia yang berpengaruh pada penurunan kemampuan menahan air yang
dimiliki nukleus pulposus, proteoglikan rusak, komponen mekanik memburuk yang
menyebabkan terlampauinya tekanan maksimal dalam diskus sehingga mengakibatkan
penonjolan anulus. Selain itu, pergerakan tiba-tiba dan bertenaga atau
traumatik yang memindahkan gaya dalam jumlah besar ke tulang belakang juga
berisiko besar terhadap kemungkinan terjadinya HNP.
Hal ini juga terjadi
pada saya dan sering menyerang pada saat bangun tidur pagi hari. Suami saya
menduga saya terkena low back pain dan menyarankan saya untuk pemeriksaan dengan
MRI (Magnetic Resonance Imaging).
Bulan Agustus 2013 Kami berangkat ke Balikpapan selain berobat juga untuk
silahturahim karena saat itu lebaran.
Setelah melakukan
pemeriksaan dokter mendiagnosa saya terkena HNP dan saya baru mengetahui bahwa
penyebabnya adalah karena saya terjatuh karena kecelakaan bis karyawati yang
saya tumpangi 3 tahun yang lalu. Dokter menyarankan saya melakukan pemeriksaan
dengan MRI untuk mengetahui letak HNP dan bertemu kembali untuk tindakan
pengobatan.
Keesok harinya saya
melakukan MRI di rumah sakit yang berbeda, hasilnya menyatakan saya terkena HNP
di L3-L4 dan L5. Tetapi sebelum saya membawa hasilnya ke dokter yang memeriksa
saya, pada malam harinya jam 2 malam terpaksa ambulance menjemput di hotel
karena saya sudah tidak bisa bergerak dan dari pinggang sampai kaki terasa sakit
sekali. Akhirnya saya harus dirawat selama seminggu.
Selama dirawat dan masa
penyembuhan saya sudah mengikuti beberapa terapi konservatif yaitu:
- Bedrest: Untuk mempercepat penyembuhan, selama dirawat inap saya benar-benar tidak boleh bangun untuk mandi dan makan.
- Pemberian Obat penghilang nyeri. Hanya saja obat-obat tersebut tidak memiliki efek yang permanen, sehingga ketika waktu kerjanya habis, saya tetap merasa sakit dan harus bergantung pada obat untuk menghilangkan rasa sakit.
- Fisioterapi dan Traksi 2X sehari pada saat dirawat inap dan 3X seminggu setelah saya keluar dari rumah sakit.
- Memakai korset setiap hari, hanya dilepas pada saat tidur.
BAGAIMANA
MENCEGAH HNP
Saat keluar rumah
sakit, dokter juga memberi saya “wasiat” yang
harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan untuk membantu
penyembuhan saya, dan hal ini juga bisa menjadi tindak pencegahan HNP, yaitu:
- Senam seperti yang sudah diajarkan oleh dan tidak melakukan olahraga lainnya, terutama senam aerobic
- Olahraga berenang yang dilakukan secara teratur 2-3 kali seminggu antara setengah sampai satu jam.
- Disarankan untuk memperhatikan kebiasaannya terutama untuk posisi duduk, posisi tidur, dan posisi mengambil barang dari lantai.
- Saat duduk, lengan membantu menyangga badan dan saat akan berdiri badan diangkat dengan bantuan tangan sebagai tumpuan.
- Jika hendak merubah posisi jangan memutar badan. Kepala, punggung, dan kaki harus berubah posisi secara bersamaan.
- Hindari duduk terlalu lama, selingi dengan berdiri dan bergerak.
- Tidur harus di lantai menggunakan matras atau kasur yang keras.
- Tidak boleh duduk lesehan
- Saat hendak mengambil sesuatu dari lantai, posisi lutut ditekuk seperti hendak jongkok dengan punggung tetap dalam posisi lurus
- Tidak boleh mengangkat berat, karena beban 1 kg ditangan sama dengan 10 kg beban di punggung.
- Hindari angkat barang berat pada posisi bungkuk tetapi dengan posisi jongkok.
Merasa “sembuh” saya
melupakan tentang larangan penderita HNP. Karena saya mempunyai anak kecil
berumur 1 tahun saya sering lupa untuk tidak menggendongnya. Bulan januari 2014, saya kembali mengalami
sakit pinggang yang lebih parah dan menyerang dari pinggang sampai kaki.
Setelah dirawat selama seminggu dan harus tidur diatas papan, tetap tidak ada
perubahan dan malah terus merasakan kesemutan dari paha sampai telapak kaki
sebelah kiri. Akhirnya dokter memutuskan saya untuk di rujuk ke rumah sakit di
luar kota.
Di
rumah sakit rujukan, saya kembali lagi menjalani perawatan seperti diatas,
kecuali renang. Setiap pagi dan sore harus menjalani traksi dan fisioterapi,
dan kali ini lebih banyak tidur karena pengaruh obat. Tetapi selama 2 minggu lebih, tetap tidak ada
perubahan. Saya malah mengalami gangguan BAB/BAK dan rasa kesemutan dikaki
lebih tebal hingga telapak kaki kiri sudah mulai mati rasa dan jari-jari tidak
bisa bergerak.
Akhirnya Keluarga
memutuskan membawa saya ke pulau jawa untuk dirawat di sebuah rumah sakit
khusus tulang. Setiba disana para dokter langsung memutuskan saya untuk
dioperasi ke esok pagi. Karena hasil MRI HNP pada L4-L5 sudah menggembung dan
hampir pecah. Didamping suami, ibu, anak, saya memantapkan hati untuk operasi.
Alhamdulillah…segala puji hanya kepada ALLAH SWT dan berkat doa banyak orang, operasi
yang berlangsung selama 3 jam lebih berhasil, hanya dua hari setelah operasi
saya sudah belajar jalan, dan sekarang saya sudah tidak pernah merasakan sakit
pinggang dan bisa beraktifitas normal lagi.
Karena saya dan juga
banyak teman-teman “sependeritaan” yang masih belum tau apa itu HNP,
penyebabnya, proses penyembuhannya dan pencegahannya. Saya mencoba merangkum
dari berbagai sumber tentang HNP. Semoga bermanfaat dan tidak ada ketakutan
lagi bila divonis harus di operasi.
No comments:
Post a Comment