“Yaa ayyuhannaasu in
kuntum fii roybin minal ba’tsi fa innaa kholaqnaakum min turoobin tsumma
min nuthfatin tsumma min ‘alaqatin tsumma min mudhghotin mukhollaqotin wa
ghoyri mukhollaqotin li nubayyina lakum, wa nuqirru fil arhaami maa nasyaa-u
ilaa ajalin musamman tsumma nukhrijkum thiflaan ………….”
Artinya: “wahai
manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
ketahuilah sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes mani, kemudian dari ‘alaqah (segumpal darah), kemudian
dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar
kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami
kehendaki sampai waktu yang telah ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu
sebagai bayi ………...” (al hajj (22) : 5)
Minggu ke-27 :
Minggu pertama trimester ketiga, Janin
tampak montok dan besar karena lemak tubuhnya di bawah lapisan kulit sudah
terbentuk. Otak janin di kehamilan minggu ke-27 sudah bisa mengatur irama
pernapasan dan mengontrol suhu tubuhnya sendiri. Alat-alat indra pun semakin
responsif. Kulitnya makin halus dan mulus. Rambut kepalanya tambah lebat dan
panjang. Kuku-kuku jarinya juga terus memanjang dan menutupi ujung
jari-jemarinya. Indra perasa mulai terbentuk. Pada masa ini mata janin mulai
terbuka. Retina yang berada dibelakang mata janin membentuk lapisan-lapisan
yang memiliki fungsi menerima cahaya dan informasi mengenai pencahayaan itu serta
meneruskan ke otak. Meski ruangan di sekitar janin sangat gelap, tapi mata
sudah sensitif terhadap cahaya. Janin dapat membedakan terang dan gelap, namun
belum bisa melihat bentuk benda dengan jelas. Janin terus berlatih untuk
melihat. Janin juga sudah pandai mengisap ibu jari dan menelan air ketuban yang
mengelilinginya.
Berat umum janin seusia si kecil
870-890 gram dengan tinggi badan 36-38 cm. Meski tubuhnya makin besar dan ruang
geraknya tambah sempit, tetapi dia terus melakukan gerakan tendangan,
meregangkan, menekuk, atau meluruskan tangan dan kakinya. Gerakan-gerakan itu
makin terasa oleh ibu.
Minggu ke-28 :
Kulit Janin
semakin mulus dan tak terlalu keriput lagi karena makin bertambahnya lemak.
Pertambahan lemak ini juga menyebabkan cepatnya kenaikan bobot janin yang
mencapai 1,1 kg di minggu ini. Janin pun tampak lebih bulat. Sementara, panjang
dari puncak kepala hingga bokong mencapai 27 cm, atau panjang dari kepala
sampai ibu jari sekitar 43 cm. Saraf-saraf di otak terus berkembang hingga pada
tingkat seperti saat dilahirkan nanti. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Janin
kini bisa membuka matanya dan akan memalingkan wajah ke arah sumber cahaya
terang yang terus menerus. Janin mampu merasakan dan mengingat lantaran
cerebral cortex-nya sudah cukup matang untuk mendukung kesadaran. Denyut
jantungnya pun makin jelas terdengar. Sedangkan paru-paru, otot dan tulang
rangka janin terus mematangkan diri dan makin kuat.
Rambut di kepala makin panjang dan
lebat/tebal. Faktor genetik yang diturunkan kedua orangtua memengaruhi
lebat/tebalnya rambut. Sementara, lanugo atau rambut halus yang semula menutupi
seluruh tubuh janin berangsur-angsur menghilang. Setelah lahir di beberapa bagian
tubuhnya mungkin masih ditumbuhi bulu-bulu halus, namun akan lepas begitu si
kecil dimandikan.
Minggu ke-29 :
Kelenjar adrenalin janin mulai
menghasilkan hormon seperti androgen dan estrogen. Hormon ini akan
menyetimulasi hormon prolaktin di dalam tubuh ibu sehingga membuat kolostrum
(air susu yang pertama kali keluar saat menyusui).
Sensitifitas dari janin semakin
jelas, janin sudah bisa mengidentifikasi perubahan suara, cahaya, rasa dan bau.
Selain itu otak janin sudah bisa mengendalikan nafas dan mengatur suhu badan
dari janin. Kepala janin semakin membesar, berat badannya 1100-1200 gram,
dengan tinggi badan 37-39 cm.
Bagi lelaki, testikel (buah zakar)
akan turun dari kawasan berdekatan buah pinggang lalu merentasi pangkal paha
dan terus ke skrotum (kantung zakar). Bagi perempuan, klitoris terlihat lebih
menonjol karena labia minora masih sangat kecil dan belum ditutup oleh bibir
vulva yang masih halus. Vulva akan membesar dan menutupi klitoris dalam
minggu-minggu terakhir sebelum kelahiran.
Minggu ke-30 :
Lemak dan berat badan janin terus
bertambah sehingga bobot janin sekarang sekitar 1400 gram dan panjangnya 42 cm.
Otak janin terus meluas dan berkembang, menciptakan alur dan lipatan tambahan
di permukaan otak. Lipatan - lipatan ini memberikan kepada jaringan otak
janin ruang yang dibutuhkan untuk meluas
ketika ia berkembang dan belajar sepanjang hidupnya. Pupil mata sudah
berfungsi. Jika cahaya yang diterima menyilaukan, secara refleks pupil
mengecil. Sebaliknya bila gelap, pupil membesar. Ini yang disebut refleks
pupilari. Janin masih
sering tidur. Saat tidur aktif (Rapid Eyes Movement), dia menunjukkan berbagai
aktivitas yaitu ketika bola mata bergerak, anggota tubuh pun bergerak dan detak
jantung lebih cepat. Janin makin banyak bernapas, tentu
saja masih meminum air ketuban yang membantu memperkuat dan mengembangkan
paru-parunya. Gerakan bernapas membantu perkembangan paru-paru dan menyiapkan
otot-otot dada untuk mengambil napas pertama kalinya begitu lahir nanti.
Kemampuan lain, janin dapat
mengeluarkan urine dari kandung kemihnya.
Minggu ke-31 :
Plasenta masih memberikan nutrisi
yang dibutuhkan janin. Aliran darah di plasenta memungkinkan janin menghasilkan
air seni. Ia berkemih hampir sebanyak 500 ml sehari di dalam air ketuban. Perkembangan
fisik janin sudah mulai melambat pada fase ini, hanya berat badan janinlah yang
akan bertambah. Lemak makin banyak terbentuk di bawah lapisan kulit. Alhasil,
warna kulit makin memerah. Tulang masih lunak dan lembut meskipun bentuknya
sudah mencapai tahap sempurna. Janin juga sudah bisa menyimpan zat besi,
kalsium dan fosfor untuk perkembangan tulang selanjutnya.
Perkembangan otak yang sangat pesat
menghasilkan bermilyar sel. Seiring perkembangan otak yang terus berproses
dengan pesat, lingkar otak janin sekarang kira-kira 9,5 mm.Berat badan bayi
1550-1560 gram dengan tinggi 41-43 cm.
Meski paru-paru belum betul-betul
matang, tetapi janin sudah bisa melakukan gerakan bernapas secara teratur. Di
sisi lain, mekanisme yang mengatur suhu tubuh mulai berfungsi pula. Lengan,
kaki dan badan janin terus membesar menyesuaikan ukuran kepalanya. Janin tidak
lagi bergerak segiat dahulu karena dia tidak lagi mempunyai begitu banyak ruang
dalam uterus.
Minggu ke-32 :
Berat Janin sekitar 2000 gram dan
hampir sepanjang 29 cm dari puncak kepala sampai bokong, secara keseluruhan
45-50cm atau sepanjang sebuah semangka kecil. Kulit janin tidak lagi tembus
pandang. Keriput di kulit sudah berkurang dan warnanya sudah semakin merah.
Kelopak matanya juga telah terbuka
dan menutup mengikuti cahaya dan system pendengaran telah terbentuk dengan
sempurna. Lanugo yang menutupi tubuh bayi mulai rontok tetapi sebagian masih
ada di bahu dan punggung saat dilahirkan. Walaupun paru-parunya tidak akan matang
sepenuhnya sehinggalah hampir waktu dilahirkan. Janin sudah mulai menyedot cairan
amnion/ketuban untuk menguatkan paru-parunya dan berlatih untuk bernafas untuk
meningkatkan kemampuannya untuk bertahan hidup di luar rahim apabila di
dilahirkan pada minggu ini.
Tubuh janin mulai menyimpan
mineral-mineral penting seperti besi dan kalsium. Jari tangan dan kaki telah
tumbuh sempurna, begitu pula dengan bulu mata, alis dan rambut di kepala bayi
yang semakin jelas. Kuku-kuku jari tangan sudah mencapai ujung jari. Meski
kuku-kuku janin masih sangat lunak tetapi tajam sehingga bisa melukai karena ia
belum dapat mengontrol gerakannya. Sebagian besar tulang makin mengeras. Akan
tetapi, sambungan antar lempeng tulang tengkorak masih terus berproses. Tulang
ini masih dapat bergerak bebas, saling mendekat atau menjauh. Ini justru
memudahkan janin keluar dari jalan lahir saat melahirkan kelak.
Cairan ketuban sudah dalam tahap yang
maksimal, setelah itu cairan ketuban akan mengalami pengurangan. Gerakan janin
meningkat sebanyak 375 kali dalam sehari namun ibu hamil tidak akan merasakan
semua gerakannya. Ibu hamil paling sedikit akan merasakan gerakan janin
sebanyak 10 kali dalam seharinya. Pada usia kehamilan ini biasanya kepala bayi
sudah berada di bawah dan tidak berputar putar lagi
Minggu ke-33 :
Berat badan janin mencapai 2500
gram, dari puncak kepala hingga bokong sekitar 33 cm. Total panjang janin 43-45
cm. Paru-paru mendekati proses akhir. Paru-paru merupakan organ tubuh penting
yang paling akhir matang. Janin menghasilkan surfactant, yaitu protein yang
dapat menurunkan tekanan permukaan dan merupakan zat yang sangat penting untuk
perkembangan kesehatan paru-paru. Umumnya, paru-paru janin belum matang hingga
usia kehamilan sekitar 34 minggu.
Sementara, kulit janin saat ini
berwarna merah muda karena pembuluh-pembuluh darah letaknya sangat dekat dengan
permukaan kulit janin. Warna kulit merupakan salah satu sifat yang diturunkan
dari ayah-ibu. Lantaran itu, perlahan-lahan warna kulit akan berubah dari merah
muda menjadi warna yang sesuai dengan warna yang diturunkan. Janin telah
memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya.
Tempurung kepalanya masih belum
begitu kuat dan belum terbentuk sempurna. Kondisi ini memang diperlukan agar
dia dapat melewati leher rahim dan lubang vagina dengan mudah. Tetapi otak janin
semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak janin sudah mulai bisa
berkoordinasi antara lain, janin sudah menghisap jempolnya dan sudah bisa
menelan. Walaupun tulang-tulang janin sudah semakin mengeras tetapi otot-otot
bayi belum benar-benar bersatu. Janin sudah bisa mengambil nafas dalam-dalam
walaupun nafasnya masih di dalam air. Jika janin laki-laki maka testis janin
sudah menempati posisi akhir di skrotum/kantung zakar.
Jika ini kehamilan pertama, kepala janin
akan bergerak masuk ke dalam pelvis dalam minggu ini dan menekan serviks dengan
kuat. (Ini banyak tejadi ibu-ibu yang melahirkan pertama kali.) Jika kehamilan kedua,
hal ini akan berlaku seminggu sebelum kelahiran.
Minggu ke-34 :
Berat Badan janin 2700 gram, dengan
tinggi badan sekitar 45-46 cm. Pada minggu ini organ-organnya hampir matang
sepenuhnya, kecuali paru-paru. Paru-paru berkembang sempurna, meskipun tetap
membuat surfaktan dalam jumlah banyak. Kecuali tempurung kepala, tulang-tulang
pada rangka tubuhnya makin keras. Lemak terus diproduksi dan disimpan di bawah
lapisan kulit. Alhasil, bagian tangan dan kaki janin tampak gemuk. Khususnya di
bagian lengan dan betis. Bahkan, di bagian leher dan pinggang juga mulai tampak
lipatan-lipatan lemak. Lapisan lemak ini dibutuhkan untuk menjaga suhu tubuh
setelah ia lahir. Di sisi lain lemak diproses untuk menghasilkan energi yang
akan dibutuhkan bayi nanti.
Janin menerima nutrisi dan membuang
sisa metabolismenya melalui tali pusar. Lantaran itu, perkembangan saluran
pencernaan berjalan lambat dibanding organ-organ tubuh lain. Bahkan, hingga
lahir kelak, saluran pencernaan belum berkembang sempurna. Saluran cerna ini
baru akan matang secara fisiologis ketika anak berusia 3-4 tahun.
Jumlah cairan ketuban yang
mengelilingi janin pada saat ini sudah maksimal. Walau demikian, sejumlah
cairan ketuban akan diserap kembali oleh tubuh ibu sehingga jumlah cairan
ketuban yang mengelilingi janin berkurang. Sejak minggu ini lapisan plasentanya
mulai menipis. Untuk membuat estrogen, plasenta mengubah sejenis hormon mirip
testosteron yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal bayi. Pada minggu ini,
kelenjar tersebut sebesar kelenjar pada seorang remaja, dan setiap hari
menghasilkan hormon sepuluh kali lebih banyak daripada kelenjar adrenal orang
dewasa. Kelenjar ini akan mengerut dengan cepat setelah lahir.
Di minggu ini, janin masih suka
menendang dengan kuat. Bahkan, berputar-putar seperti biasanya. Padahal,
ruangan janin makin sempit lantaran berat badannya terus bertambah. Bagian
wajah tampak makin halus dan banyak menunjukkan ekspresi. Saat ini janin lebih
sering dalam kondisi terbangun. Tubuhnya yang makin panjang membuatnya berada
pada posisi meringkuk di dalam rahim dengan lutut ditekuk dan merapat ke dada.
Minggu ke-35 :
Berat badannya mencapai 2,95 kg,
panjang 47 cm. Perkembangan penting di minggu ini adalah fungsi paru-paru sudah
matang, yang ditandai dengan peningkatan jumlah lecithin dalam cairan ketuban
dan penurunan jumlah sphingomyelin. Kematangan paru-paru sangat menentukan
kemungkinan untuk dapat hidup di luar rahim (life viabilitas) atau kemampuan si
bayi untuk bertahan hidup. Pengujian kematangan fungsi paru-paru ini dilakukan
lewat pengambilan cairan amnion untuk menilai jumlah lecithin dan
sphingomyelin. Sepasang ginjalnya telah berkembang sempurna. Hatinya juga sudah
bisa memproses sebagian produk buangan.
Otak berkembang pesat. Saraf dan
jaringan ikat di otak berkembang sehingga saat lahir nanti ia siap untuk
menerima stimulasi. Begitu pun sistem kekebalan tubuh masih berkembang dengan
cepat untuk melindungi janin saat berada di luar rahim nanti. Antibodi ini tidak
diproduksi sendiri, janin mendapatkannya dari ibu melalui plasenta. Walaupun
secara umum perkembangan tubuhnya melambat, tapi terus diproduksi lemak putih.
Suhu tubuh janin jadi lebih tinggi sekitar 1°C daripada suhu tubuh ibunya.
Tubuh janin memproduksi kira-kira 14 gram lemak putih setiap harinya.
Janin tak dapat menendang lagi
seperti biasanya karena ruangan rahim makin sempit. Akan tetapi janin masih
berusaha menggeliat untuk meregangkan tangan dan kaki. Saat ini jari-jemari
janin tampak terkepal. Keadaan ini akan terus bertahan sampai beberapa minggu
setelah ia lahir.
Minggu ke-36 :
Berat badan Janin 3000-3250 gram,
dengan tinggi badan 47-48 cm. Bila sebelumnya ukuran lingkar kepala sama dengan
lingkar perut, maka kini lingkar perut janin sedikit lebih lebar dari
kepalanya. Janin masih terus melatih gerakan pernapasannya untuk mempersiapkan
paru-parunya bernapas nanti. Kulit janin sudah semakin halus. Lapisan lemak
sudah mulai mengisi bagian lengan dan betis. Ginjal sudah bekerja dengan baik
dan livernya pun telah memproduksi kotoran. Di dalam usus menumpuk meconium,
yaitu zat lengket berwarna hijau kehitaman yang berupa ampas atau zat-zat
buangan sisa sistem pencernaan janin. Kotoran ini akan dibuang segera setelah
lahir. Namun jika saat kelahiran tak kunjung tiba, janin bisa saja melepaskan
kotoran tersebut dalam rahim. Akibatnya, air ketuban akan tercemar meconium dan
kadang sampai berwarna kehijauan.
Plasenta yang selama beberapa minggu
ini menopang hidup janin, semakin tua dan makin sedikit menyalurkan nutrisi.
Cairan ketuban makin berkurang dan tali pusar, yang panjangnya hampir sama
dengan janin, sebentar lagi akan menyelesaikan tugasnya. Saat dilahirkan dan
bernapas untuk pertama kalinya, proses ini memicu perubahan struktur jantung
dan pembuluh arteri untuk membelokkan darah ke dalam paru-paru.
Di minggu ini, umumnya kepala janin
sudah berada di bawah dan bokong di atas alias berada pada posisi normal.
Tungkai tangan dan kaki janin saat ini dalam keadaan tertekuk, lantaran
terbatasnya ruang yang tersisa dalam rahim. Selama beberapa saat setelah lahir,
posisi seperti itu akan tetap terus dipertahankannya.
Minggu ke-37 :
Berat badan janin di minggu ini lebih
dari 3500 gram, dengan tinggi 48-49 cm. Pertambahan berat janin Anda menjadi
sangat lambat, tetapi ia hanya memiliki sedikit ruang lagi untuk tumbuh. Warna
kulit janin mulai berubah dari kemerahan menjadi putih atau merah tapi agak
gelap. Perubahan ini karena bertambahnya ketebalan lapisan lemak di bawah
kulit. Di sisi lain, janin terus “menimbun” lapisan lemak putih yang berguna
untuk menjaga suhu tubuhnya biar tetap hangat. Janin mulai mengeluarkan hormon
yang dinamakan cortisone yang membantu mematangkan organ pernafasan.
Rambutnya tumbuh dengan lebat dan
bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna. Janin sudah bisa melihat adanya
cahaya diluar rahim. Sebagian besar lapisan bulu halus lanugo rontok dan vernix
caseosa (lapisan seperti keju yang melapisi tubuh janin dalam rahim dan
melindungi kulitnya yang sedang berkembang) mulai menghilang, walaupun sebagian
masih tetap ada saat lahir. Janin akan menelan keduanya, bersama dengan sekresi
lain, dan semuanya tetap berada dalam ususnya sampai lahir. Campuran berwarna
kehitaman ini, yang disebut mekonium, akan menjadi buang air besar pertamanya.
Pada kehamilan pertama kepala janin
biasanya masuk ke jalan lahir dengan posisi siap lahir. Sedangkan pada anak
kedua dan seterusnya, kepala masuk panggul ketika sudah ada his/kontraksi rahim
saat persalinan.
Minggu ke-38:
Pada usia kehamilan aterm atau cukup
bulan ini, berat janin sekitar 3,4 kg atau lebih dan panjang keseluruhan
mencapai 48 cm (atau, panjang dari puncak kepala sampai bokong sekitar 37-38
cm). Wajah janin tampak gemuk/montok. Tak tampak keriput diwajahnya karena
lapisan lemak yang tersimpan di bawah kulitnya. Bagian perut janin juga
kelihatan bulat dan besar. Ukuran dan bentuk perut yang demikian disebabkan
ukuran hati yang relatif besar. Besarnya ukuran hati disebabkan tugasnya
sebagai organ yang memproduksi sel-sel darah.
Sebagian besar lapisan vernix
caseosa, yakni substansi licin yang berfungsi sebagai pelindung dan melapisi
permukaan kulit, sudah luruh dan tercampur dengan air ketuban. Umumnya, lapisan
vernix yang masih tersisa pada saat lahir hanya dijumpai di bagian punggung.
Akibat luruhnya lapisan ini, cairan ketuban yang tadinya bening atau agak keruh
berubah menjadi keputih-putihan.
Berbeda dengan di awal kehamilan,
besar kepalanya kini sudah amat serasi dengan besar tubuhnya. Tulang kepala
makin kokoh dan saling merapat, kecuali di bagian ubun-ubun belum sepenuhnya
mengeras. Lantaran itu, selama proses kelahiran ada kemungkinan bentuk kepala
bayi jadi peyang, memanjang atau panjul. Beberapa hari setelah lahir, bentuk
kepalanya akan normal. Kelainan bentuk kepala ini merupakan salah satu bentuk
penyesuaian alamiah untuk melindungi otak dari kemungkinan “rusak” saat proses
persalinan.
Minggu ke-39 - 40:
Janin mencapai berat sekitar 3250
gram dengan panjang keseluruhan mencapai 49 cm. Seminggu kemudian, beratnya
bertambah menjadi 3,3 kg dengan panjang antara 49-55 cm. Cairan amnion yang
dulunya jernih sekarang berwarna pucat seperti susu akibat dari vernix caseosa.
Tali pusar yang membawa nutrisi dari plasenta memiliki panjang sekitar 50 cm
dan tebal 1,3 cm, akibatnya bayi memiliki resiko dapat terjerat tali pusat. Perkembangan
janin minggu ke-39 sudah mencapai tingkat yang sempurna (fullterm). Tubuhnya
sudah memenuhi seluruh ruangan rahim hingga nyaris tak punya ruang sisa untuk
bergerak. Terlebih di minggu ke-40, kepala janin yang sudah turun ke rongga
panggul, makin menekan selangkangan dan panggul.
Sebelum lahir, bilirubin yang
merupakan produk sisa dari sel darah merah janin dapat dengan mudah diangkut
dari janin ke dalam peredaran darah ibu melalui plasenta. Namun begitu
dilahirkan, bayi harus berjuang sendiri membuang bilirubin yang dihasilkan. Ketidak
mampuannya membuang bilirubin inilah yang menimbulkan gangguan hiperbilirubin
yang lebih dikenal dengan neonatus ikterus atau kulit kuning pada bayi baru
lahir.
Di usia kehamilan ini, dokter yang
menangani biasanya sudah siaga menjaga agar kehamilan jangan sampai postterm
atau lewat waktu. Karena, plasenta tak akan mampu lagi menjalankan fungsinya,
yaitu menyerap suplai makanan dan oksigen dari ibu untuk janin. Tak heran kalau
bayi postterm umumnya berkulit kering/keriput atau malah mengelupas. Jadi,
buang jauh-jauh anggapan bahwa dengan usia kehamilan yang lewat waktu,
tumbuh-kembang bayi akan lebih bagus. Anggapan itu sama sekali tak benar!
Namun, kapan waktu persisnya
plasenta mengalami penurunan fungsi sama sekali tak bisa diprediksi. Penurunan
fungsi plasenta hanya bisa diketahui berdasarkan evaluasi terhadap fungsi
dinamik janin minggu ke-39, arus darah, napas, dan gerak serta denyut
jantungnya lewat pemeriksaan CTG (kardiotokografi), USG, maupun doppler. Dari
hasil evaluasi tersebut akan dinilai, apakah memungkinkan dan memang sudah
saatnya untuk memberi induksi persalinan. Kalau fungsi arus darahnya sudah tak
baik, tentu tak dianjurkan untuk lahir per vaginam yang justru berisiko bayi
mengalami hipoksia.
Yang dimaksud kehamilan lewat waktu
atau postterm adalah usia kehamilan yang melebihi fullweek (42 minggu). Akan
tetapi belum tentu disertai tanda-tanda postmaturitas kehamilan, semisal infark
atau perkapuran plasenta. Namun bila sudah ada infark yang berarti sirkulasi
darah ibu ke janin terganggu, maka bayi harus segera dilahirkan. Meski infark
plasenta bisa saja disebabkan penyakit lain seperti sindrom ACA (kelainan
pembekuan darah) dan darah tinggi.
Biasanya, kehamilan postterm terjadi
pada mereka yang siklus haidnya bukan 28 hari, seperti 38-45 hari atau malah
amat panjang, semisal 2-3 bulan sekali baru haid. Sementara, penyebab mengapa
si ibu tetap tak merasakan mulas atau memperlihatkan tanda-tanda persalinan
meski sudah saatnya, boleh jadi karena faktor salah hitung atau memang karena
hormon prostaglandinnya belum mencukupi tingkat yang dibutuhkan untuk
memunculkan rasa mulas tadi. Biasanya, dokter akan memberi toleransi waktu 1 minggu. Tentu saja dengan monitoring ketat menggunakan CTG/kardiotokografi. Selama hasilnya masih baik dan bayinya masih reaktif, akan tetap ditunggu. Tapi bila seminggu kemudian belum juga ada tanda-tanda persalinan, meski janin masih reaktif, biasanya kehamilan harus diakhiri dengan persalinan. Sedangkan jika bayi tak reaktif dalam minggu kedua masa penantian tadi, akan diakhiri dengan persalinan sesar.