Monday, October 27, 2014

MENGHILANGKAN BATU EMPEDU SECARA ALAMIAH oleh Dr Lai Chiu-Nan

Batu Empedu adalah timbunan kristal di dalam saluran empedu maupun kantung empedu. Timbunan kristal tersebut terbentuk akibat kolesterol maupun dari garam kalsium. Batu empedu bisa terbentuk di dalam saluran empedu jika empedu mengalami aliran balik karena adanya penyempitan saluran atau setelah dilakukan pengangkatan kandung empedu. Jika tidak dikeluarkan, batu empedu di dalam saluran empedu bisa mengakibatkan infeksi hebat saluran empedu (kolangitis), infeksi pankreas atau infeksi hati. Jika saluran empedu tersumbat, maka bakteri akan tumbuh dan dengan segera menimbulkan infeksi di dalam saluran empedu. Bakteri bisa menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan infeksi di bagian tubuh lainnya.

Sebagian besar, pembentuk endapan batu empedu adalah kolesterol. Atau campuran dengan garam kalsium, dengan jumlah kolesterol lebih banyak. Pada empedu, cairan yang terdapat didalamnya sebagian besar adalah cairan kolesterol. Dan seharusnya kolesterol tetap dalam keadaan cair. Tetapi bisa terjadi ketika kolesterol menjadi jenuh, dan kolesterol tidak dapat larut dalam cairan dan terbentuk endapan pada empedu.


Secara keseluruhan, ada tiga jenis batu yang bisa menimbulkan batu empedu:
  1. Batu kolesterol, yang terbentuk dari jumlah kolesterol yang melebihi jumlah garam empedu. Akibatnya, kolesterol mengkristal dan lama kelamaan menjadi batu. Dan yang lebih buruknya, 80% dari kasus penyakit batu empedu disebabkan karena batu kolesterol.
  2. Batu bilirubin. Terjadi saat jumlah bilirubin dalam empedu melebihi batas normal. Batu bilirubin biasanya berukuran lebih kecil dari batu kolesterol dan berwarna hitam. Karena warnanya ini, batu bilirubin juga dikenal dengan sebutan batu hitam.
  3. Batu campuran, yaitu campuran dari kedua batu di atas.

Beberapa keadaan dan kondisi yang memungkinkan terjadinya penyakit batu empedu adalah:
  1. Faktor usia, semakin tua usia seseorang, semakin besar risiko terkena batu empedu.
  2. Kegemukan atau obesitas.
  3. Makanan sehari-hari yang tinggi lemak (kolestrol).
  4. Faktor keturunan (genetik) juga bisa berpengaruh.
  5. Sering mengkomsumsi obat antibiotic
  6. Pola diet yang salah yang mengakibatkan berat badan turun dratis.

Pada umumnya penderita penyakit batu empedu akan mengalami beberapa gejala sebagai berikut :
  1. Rasa nyeri di perut, di bawah rusuk yang menjalar ke punggung, tulang belikat, atau di bawah bahu kanan menjadi gejala khas dari batu empedu.
  2. Seorang dengan batu empedu mungkin akan mengalami sakit parah dalam beberapa jam setelah mengonsumsi makanan dengan kadar lemak tinggi.
  3. Beberapa gejala umum lainnya meliputi mual, muntah, perut kembung, gas usus, gangguan pencernaan, dan jaundice (kulit kuning).
  4. Selain itu gejala mirip flu, seperti menggigil, keringat dingin, dan demam juga bisa terjadi yang disertai nyeri perut.
Batu empedu tak banyak dirisaukan orang, tapi sebenarnya semua perlu tahu karena kita hampir pasti mengindapnya. Batu Empedu dapat menyebabkan timbulnya penyakit kuning, jika batu empedu dari saluran empedu menyumbat pada hati. Batu Empedu juga bisa berakhir dengan penyakit kanker. "Kanker sendiri tidak pernah muncul sebagai penyakit pertama" kata Dr Chiu-Nan.
"Umumnya ada penyakit lain yang mendahuluinya. Dalam penelitian di Tiongkok saya menemukan bacaan bahwa orang-orang yang terkena kanker biasanya ada banyak batu dalam tubuhnya. Dalam kantung empedu hampir semua dari kita mengandung batu empedu. Perbedaannya hanya dalam ukuran dan jumlah saja.. Gejala adanya batu empedu biasanya adalah perasaan penuh di perut ('eneg, busung) sehabis makan. Rasanya kurang tuntas mencernakan makanan. Dalam kondisi parah ada tambahan rasa nyeri pada ginjal."

Bila anda menduga ada batu pada empedu anda, cobalah cara yang dianjurkan oleh Dr Chiu Nan untuk menghilangkannya secara alamiah. Pengobatan ini juga dapat dipakai bila ada keluhan gangguan hati, karena hati dan kandung empedu saling berkaitan.

Tata-cara pengobatannya adalah sebagai berikut:

  1. Selama lima hari berturut-turut minumlah empat (4) gelas sari buah apel segar setiap hari, atau makanlah empat atau lima buah apel segar, tergantung selera anda. Apel berkhasiat melembutkan batu empedu. Selama masa ini anda boleh makan seperti biasa.

  1. Pada hari ke-enam jangan makan malam. Jam 6 petang, telanlah satu sendok teh "Epsom salt" (magnesium sulfat, garam Inggris) dengan segelas air hangat. Jam 8 malam lakukan hal yang sama. Magnesium sulfat berkhasiat membuka pembuluh-pembuluh kandung empedu. Jam 10 malam campurkan setengah cangkir minyak zaitun/olive oil (atau minyak wijen) dengan setengah cangkir sari jeruk segar. Aduklah secukupnya sebelum diminum. Minyaknya melumasi batu-batu untuk melancarkan keluarnya batu empedu.

Keesokan hari Anda akan menemukan batu-batu berwarna kehijauan dalam limbah air besar anda. "Batu-batu ini biasanya mengambang," menurut Dr Chiu-Nan. "Cobalah hitung jumlahnya. Ada yang jumlahnya 40, 50 sampai 100 batu. Banyak sekali. Tanpa gejala apapun Anda mungkin memiliki ratusan batu yang berhasil dikeluarkan melalui metoda ini, walaupun mungkin tidak semuanya keluar. Baik sekali apabila kita sekali-kali membersihkan kandung empedu kita.





Thursday, October 2, 2014

Mengenal lebih dekat dengan HNP (2)

Sebelum kita mengulas tentang HNP, mari kita pelajari terlebih dahulu sedikit tentang struktur tulang belakang. Tulang belakang (columna vertebra) terdiri dari 33-34 ruas tulang (vertebra) yaitu 7 tulang leher (cervical), 12 tulang punggung (thoracal), 5 tulang pinggang (lumbal), 5  tulang bokong (sacral) dan 4-5 tulang ekor (coccygeus). 

Tulang-tulang tersebut (kecuali tulang sacral), dipisahkan oleh cakram (diskus). Didalam cakram terdapat bantalan yang lentur (nucleus pulposus). Nucleus pulposus diselubungi oleh cincin serat jaringan yang kuat yang disebut annulus fibrosus
Cakram berfungsi sebagai penyerap goncangan (shock absorber) dan berperan penting dalam kelenturan pergerakan tulang belakang, antara lain untuk memutar, menunduk, menengadah dan sebagainya. Didalam tulang belakang terdapat saluran yang berisi sumsum tulang belakang (medulla spinalis) yaitu sistem saraf yang menghubungan otak dengan organ-organ tubuh dibawah. Sumsum tulang belakang terletak di belakang cakram. Contoh Gambarnya seperti ini.




BAGAIMANA HNP TERJADI?


Bila cakram melemah, ada risiko terjadi robekan pada anulus fibrosus, akibatnya bantalan (nucleus pulposus) dapat menonjol sehingga berpotensi menekan/menjepit sumsum tulang belakang dan/atau saraf di sekitarnya. Keadaan ini yang dikenal sebagai HNP.

Contoh gambar HNP yang dapat menekan urat saraf 





















APA SAJA GEJALA DAN TANDANYA?

HNP ditandai dengan nyeri yang bersifat menusuk tajam pada bagian bawah pinggang yang menjalar ke lipatan bokong, tepat di pertengahan garis tersebut. Dari titik tersebut sampai ke lipatan lutut terasa ngilu, dari lutut menuju jari kaki ke 4 atau 5 terasa kurang enak, baal, atau kesemutan. Nyeri tersebut dirasakan umumnya pada sebelah kaki.

Hampir semua penderita HNP mengeluh tentang  sakit pinggang. Ada yang mengeluh beberapa bulan bahkan beberapa tahun sebelumnya. Sakit pinggang yang diderita pun akan semakin parah jika duduk, membungkuk, mengangkat beban, batuk, meregangkan badan, dan bergerak.
Pada kasus yang lebih parah, HNP dapat menyebabkan nyeri pada pinggang dan kaki yang berkepanjangan, kelumpuhan pada kaki, kehilangan fungsi berkemih dan buang air besar, disfungsi ereksi dan kerusakan saraf belakang yang permanen (sangat jarang terjadi).


BAGAIMANA MENDIAGNOSIS HNP?

Diagnosis HNP selain mengacu pada riwayat penyakit, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik meliputi tes refleks, kekuatan otot, kemampuan jalan, fungsi sensasi. Untuk memastikan diagnosis, dokter akan menganjurkan beberapa pemeriksaan penunjang antara lain:
  1.  Rofoto (Rontgen foto) tulang belakang.
  2. CT Scan dan MRI tulang belakang, untuk evaluasi letak dan ukuran cakram serta penekanan pada sumsum tulang belakang.
  3. Myelogram, untuk deteksi letak dan ukuran cakram serta penekanan pada sumsum tulang belakang.
  4. EMG (electromyografi), untuk deteksi lokasi akar saraf yang bermasalah.
  5. NCVT (nerve conduction velocity test), untuk evaluasi gangguan fungsi saraf

PENGOBATAN HNP, HARUSKAH DIOPERASI?

Tidak semua penderita HNP harus dioperasi. Hanya penderita HNP yang sudah berkali-kali kambuh dan sembuh kembali selama beberapa bulan atau tahun harus menjalani tindakan operatif. Bilamana seseorang menderita HNP untuk pertama kali, maka dianjurkan terapi konservatif.

Operatif dilakukan atas indikasi, antara lain: ada sindrom kauda equine, mengalami defisit neurologis progresif, defisit neurologis nyata, dan rasa sakit menetap atau semakin parah dalam 4 – 6 minggu setelah pemberian obat (terapi konservatif). Diskectomy adalah operasi untuk mengangkat HNP, dan jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada pasien HNP adalah:
  1.  Laminotomi, adalah pemotongan sebagian lamina di atas atau di bawah saraf yang tertekan 
  2. Laminektomi, adalah eksisi pembedahan untuk mengangkat lamina dan memungkinkan ahli bedah spinalis, mengidentifikasi dan mengangkat patologi dan menghilangkan kompresi medulla dan radiks, laminektomi juga berarti eksisi vertebra posterior dan umumnya dilakukan untuk menghilangkan tekanan atau nyeri akibat HNP. 
  3. Disektomi, adalah mengangkat fragmen herniasi atau keluar dari diskus intervertebral.
  4. Disektomi dengan peleburan- graft tulang (dari krista iliaka atau bank tulang) yang digunakan untuk menyatukan dengan prosesus spinosus vertebra ; tujuan peleburan spinal adalah untuk menjembatani diskus defektif untuk menstabilkan tulang belakang dan mengurangi angka kekambuhan.
  5. Traksi lumbal yang bersifat intermitten.
  6. Interbody Fusion (IF) merupakan penanaman rangka Titanium yang berguna untuk mempertahankan dan mengembalikan tulang ke posisi semula.

Dewasa ini, para ahli di bidang bedah sedang berlomba-lomba untuk menciptakan suatu tehnik operasi yang menghasilkan suatu sayatan yang minimal, atau bahkan tanpa sayatan. Tehnik ini dinamakan minimally invasive surgery. Tehnik ini memungkinkan masa perawatan yang jauh lebih cepat daripada operasi terbuka. Dan bagi pasien yang mengutamakan segi estetik, tehnik ini dapat dibuat dengan sayatan dan bekas luka yang sangat kecil. Perkembangan tehnik ini di dunia penyakit HNP menghasilkan berbagai macam tehnik, antara lain nucleotome, laser central decompression, dan directed fragmentectomy. 

Setiap tehnik pastinya mempunyai kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Seperti contohnya tehnik central decompression yang salah satunya dapat menggunakan suatu zat kimia bernama cymopapain yang dapat menyebabkan reaksi alergi dan spasme (ketegangan) dari otot. Pada prinsipnya, tehnik minimally invasive ini menggunakan suatu alat yang dinamakan artroskopi. Alat ini merupakan suatu alat yang menggunakan suatu tabung berdiameter kecil yang panjang sehingga memungkinkan untuk dimasukkan kedalam tubuh dengan sayatan yang kecil. Tabung ini dilengkapi dengan alat yang dibutuhkan untuk operasi serta kamera yang memungkinan dokter bedah melihat organ didalam tubuh melalui layar. Keuntungan tehnik ini selain dari kecilnya sayatan yang ditimbulkan, gambar yang terlihat dari layar dapat diperbesar puluhan kali sehingga kelainan yang kecilpun dapat terlihat.

Bagi anda yang sangat terganggu dengan nyeri pinggang yang disebabkan oleh HNP, anda dapat memikirkan untuk menjalani operasi ini. Tetapi tentunya anda harus menemui dokter spesialis orthopedi dan traumatologi terlebih dahulu untuk mendiskusikan tentang teknik yang akan dipilih serta mengetahui keuntungan dan risiko dari operasi ini. 
Dan Untuk anda yang takut akan di operasi ada banyak cara pengobatan alternatif yang bisa anda pilih. 

Mengenal lebih dekat dengan HNP (1)

Anda mungkin sering menjumpai bahkan mengalami langsung nyeri pada pinggang secara tiba-tiba. Banyak hal bisa mengakibatkannya. Salah satu di antaranya adalah Hernia Nucleus Pulposus (HNP). HNP atau bahasa awamnya urat/saraf terjepit adalah luruhnya nukleus pulposus sehingga menonjol melalui anulus fibrosus ke dalam kanalis spinalis dan mengakibatkan penekanan radiks saraf. Pria dan wanita memiliki risiko yang sama dalam mengalami HNP, paling sering antara usia 30 dan 50 tahun. HNP juga merupakan penyebab paling umum kecacatan akibat kerja pada mereka yang berusia di bawah 45 tahun.


MENGAPA BISA TERKENA HNP?


Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya HNP, diantaranya; karena trauma (jatuh, terbentur, gerakan yang tiba-tiba cepat, dll), sering mengangkat beban atau mengangkat tekanan yang berlebihan, merokok, batuk yang lama dan terus menerus, tekanan pada tulang belakang, sering menyetir dalam waktu yang lama, berat badan berlebihan, gaya hidup yang bermalas-malasan, sikap duduk yang salah dalam waktu yang lama dan beberapa kasus karena kelainan bentuk tulang belakang.

Faktor lainnya adalah perubahan degeneratif yang mengurangi kekuatan dan stabilitas tulang belakang sehingga menyebabkan tulang belakang rentan terhadap cedera. Perubahan degeneratif antara lain pertambahan usia yang berpengaruh pada penurunan kemampuan menahan air yang dimiliki nukleus pulposus, proteoglikan rusak, komponen mekanik memburuk yang menyebabkan terlampauinya tekanan maksimal dalam diskus sehingga mengakibatkan penonjolan anulus. Selain itu, pergerakan tiba-tiba dan bertenaga atau traumatik yang memindahkan gaya dalam jumlah besar ke tulang belakang juga berisiko besar terhadap kemungkinan terjadinya HNP.

Hal ini juga terjadi pada saya dan sering menyerang pada saat bangun tidur pagi hari. Suami saya menduga saya terkena low back pain dan menyarankan saya untuk pemeriksaan dengan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Bulan Agustus 2013 Kami berangkat ke Balikpapan selain berobat juga untuk silahturahim karena saat itu lebaran.
Setelah melakukan pemeriksaan dokter mendiagnosa saya terkena HNP dan saya baru mengetahui bahwa penyebabnya adalah karena saya terjatuh karena kecelakaan bis karyawati yang saya tumpangi 3 tahun yang lalu. Dokter menyarankan saya melakukan pemeriksaan dengan MRI untuk mengetahui letak HNP dan bertemu kembali untuk tindakan pengobatan.

Keesok harinya saya melakukan MRI di rumah sakit yang berbeda, hasilnya menyatakan saya terkena HNP di L3-L4 dan L5. Tetapi sebelum saya membawa hasilnya ke dokter yang memeriksa saya, pada malam harinya jam 2 malam terpaksa ambulance menjemput di hotel karena saya sudah tidak bisa bergerak dan dari pinggang sampai kaki terasa sakit sekali. Akhirnya saya harus dirawat selama seminggu.  

Selama dirawat dan masa penyembuhan saya sudah mengikuti beberapa terapi konservatif yaitu:
  • Bedrest: Untuk mempercepat penyembuhan, selama dirawat inap saya benar-benar tidak boleh bangun untuk mandi dan makan.
  • Pemberian Obat penghilang nyeri. Hanya saja obat-obat tersebut tidak memiliki efek yang permanen, sehingga ketika waktu kerjanya habis, saya tetap merasa sakit dan harus bergantung pada obat untuk menghilangkan rasa sakit.
  • Fisioterapi dan Traksi 2X sehari pada saat dirawat inap dan 3X seminggu setelah saya keluar dari rumah sakit.
  • Memakai korset setiap hari, hanya dilepas pada saat tidur.


BAGAIMANA MENCEGAH HNP

Saat keluar rumah sakit, dokter juga memberi saya “wasiat” yang  harus  dilakukan dan yang  tidak boleh dilakukan untuk membantu penyembuhan saya, dan hal ini juga bisa menjadi tindak pencegahan HNP, yaitu:
  • Senam seperti yang sudah diajarkan oleh dan tidak melakukan olahraga lainnya, terutama senam aerobic 
  • Olahraga berenang yang dilakukan secara teratur 2-3 kali seminggu antara setengah sampai satu jam. 
  • Disarankan untuk memperhatikan kebiasaannya terutama untuk posisi duduk, posisi tidur, dan posisi mengambil barang dari lantai. 
  • Saat duduk, lengan membantu menyangga badan dan saat akan berdiri badan diangkat dengan bantuan tangan sebagai tumpuan. 
  • Jika hendak merubah posisi jangan memutar badan. Kepala, punggung, dan kaki harus berubah posisi secara bersamaan. 
  • Hindari duduk terlalu lama, selingi dengan berdiri dan bergerak. 
  • Tidur harus di lantai menggunakan matras atau kasur yang keras. 
  • Tidak boleh duduk lesehan 
  • Saat hendak mengambil sesuatu dari lantai, posisi lutut ditekuk seperti hendak jongkok dengan punggung tetap dalam posisi lurus 
  • Tidak boleh mengangkat berat, karena beban 1 kg ditangan sama dengan 10 kg beban di punggung. 
  • Hindari angkat barang berat pada posisi bungkuk tetapi dengan posisi jongkok. 




Merasa “sembuh” saya melupakan tentang larangan penderita HNP. Karena saya mempunyai anak kecil berumur 1 tahun saya sering lupa untuk tidak menggendongnya.  Bulan januari 2014, saya kembali mengalami sakit pinggang yang lebih parah dan menyerang dari pinggang sampai kaki. Setelah dirawat selama seminggu dan harus tidur diatas papan, tetap tidak ada perubahan dan malah terus merasakan kesemutan dari paha sampai telapak kaki sebelah kiri. Akhirnya dokter memutuskan saya untuk di rujuk ke rumah sakit di luar kota.

Di rumah sakit rujukan, saya kembali lagi menjalani perawatan seperti diatas, kecuali renang. Setiap pagi dan sore harus menjalani traksi dan fisioterapi, dan kali ini lebih banyak tidur karena pengaruh obat.  Tetapi selama 2 minggu lebih, tetap tidak ada perubahan. Saya malah mengalami gangguan BAB/BAK dan rasa kesemutan dikaki lebih tebal hingga telapak kaki kiri sudah mulai mati rasa dan jari-jari tidak bisa bergerak.
Akhirnya Keluarga memutuskan membawa saya ke pulau jawa untuk dirawat di sebuah rumah sakit khusus tulang. Setiba disana para dokter langsung memutuskan saya untuk dioperasi ke esok pagi. Karena hasil MRI HNP pada L4-L5 sudah menggembung dan hampir pecah. Didamping suami, ibu, anak, saya memantapkan hati untuk operasi. Alhamdulillah…segala puji hanya kepada ALLAH SWT dan berkat doa banyak orang, operasi yang berlangsung selama 3 jam lebih berhasil, hanya dua hari setelah operasi saya sudah belajar jalan, dan sekarang saya sudah tidak pernah merasakan sakit pinggang dan bisa beraktifitas normal lagi.
Karena saya dan juga banyak teman-teman “sependeritaan” yang masih belum tau apa itu HNP, penyebabnya, proses penyembuhannya dan pencegahannya. Saya mencoba merangkum dari berbagai sumber tentang HNP. Semoga bermanfaat dan tidak ada ketakutan lagi bila divonis harus di operasi.